Wanita Indonesia Bercadar

Shalat Sunnah Rawatib, Shalat Sunnah Fajar


Shalat Rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat lima waktu. Shalat yang dilakukan sebelumnya disebut shalat qabliyah, sedangkan yang dilakukan sesudahnya disebut shalat ba'diyah. Salat sunnah rawatib ini terbagi menjadi dua bagian, yakni sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakkad. Shalat sunnah rawatib muakkad amat besar kemuliaannya dan dijanjikan ganjaran yang besar apabila menunaikannya. Shalat sunnah rawatib ghairu muakkad kurang sedikit kemuliaannya berbanding dengan shalat sunnah muakkad. [source]

Shalat Sunnah Rawatib
Di luar shalat sunnah qabliyah Shubuh / shalat Fajar, ada 4 waktu lain yang ditekankan:

1. Qabliyah Dzuhur (dua / empat rakaat)
2. Ba'diyah Shalat Dzuhur (dua rakaat)
3. Ba'diyah Maghrib (dua rakaat)
4. Ba'diyah Isya' (dua rakaat)

Dari Áisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa shalat [1] empat rakaat sebelum Dzuhur di rumah kemudian beliau mengimami shalat, setelah itu beliau pulang dan mengerjakan shalat sunnah [2] dua rakaat di rumah. Beliau biasa mengimami shalat Maghrib kemudian beliau pulang dan mengerjakan shalat sunnah [3] dua rakaat di rumah. Beliau biasa mengimami shalat Isya' kemudian beliau pulang dan mengerjakan shalat sunnah [4] dua rakaat di rumah." (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Saya bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat [1] dua rakaat sebelum shalat Dzuhur dan [2] dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat Jumát, [3] dua rakaat sesudah shalat Maghrib, dan [4] dua rakaat sesudah shalat Isya'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Meski Ummu Áisyah radhiyallahu 'anha dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu menyebutkan kebiasaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat rawatib di 4 waktu (Sunnat muakkad), namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbolehkan (bahkan menegaskan secara langsung) kepada kita untuk mengerjakan shalat rawatib di antara setiap adzan dan iqamah (Sunnat ghairu muakkad) seperti shalat qabliyah Ashar 4 rakaat atau shalat qabliyah Maghrib.

Dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat sunnah, di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat, di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat." Setelah beliau mengucapkan yang ketiga kalinya, beliau bersabda: "Bagi orang yang suka mengerjakannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar, dimana beliau memisahkannya dengan salam yang ditujukan kepada malaikat MUQARRABIN dan kaum muslimin dan kaum mukminin yang mengikutinya." (HR. Turmudzi)

Dari Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalatlah kalian sebelum mengerjakan shalat Maghrib." Kemudian pada perintah yang ketiga kalinya beliau bersabda: "Bagi orang yang mau mengerjakannya." (HR. Bukhari)


Shalat Sunnah Fajar
Disebut juga shalat sunnah qabliyah Shubuh, dikerjakan sebanyak 4 rakaat atau minimal 2 rakaat.

Dari Áisyah radhiyallahu 'anha, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Shubuh. (HR. Bukhari)

Dari Áisyah radhiyallahu 'anha, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Dua rakaat fajar (sebelum shalat Shubuh) adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim)

0 comments :

Posting Komentar