Wanita Indonesia Bercadar

Jangan Menjadi Akhwat Kaku dalam Menyampaikan Islam


Sebagaimana kita ketahui (dan dapat dilihat pada TOS), bahwa visi fanpage Wanita Indonesia Bercadar (W.I.B.) adalah memasyarakatkan cadar di Indonesia.., Alhamdulillah banyak sekali pesan positif yang masuk ke inbox. Sebagian besar mereka dari kalangan umum yang menyatakan diri mulai berhijab syari bahkan bercadar setelah bergabung dengan fanpage W.I.B.. alhamdulillah jika fanpage ini menjadi asbab turunnya hidayah untuk mereka, semoga menjadi amal baik untuk kita semua yang terlibat didalamnya..

Sebagian lagi dari kalangan mereka yang sudah berhijab syarí, kemudian memutuskan diri untuk menyempurnakan hijabnya yakni dengan mengenakan cadar. Mereka memberikan testimoni telah terinspirasi dari photo-photo, video-video dan nasihat-nasihat ringan yang diposting dalam fanpage W.I.B.

MAKA Untuk kalangan merekalah fanpage W.I.B. hadir.. yang akan menjadi sarana untuk saling memberikan motivasi, saling berbagi informasi ta'lim, berbagi informasi sekolah Islam, informasi sosial seperti donasi pakaian syari, dan lain-lain..

Adapun bagi Anda yang MERASA sudah faham dan sempurna iman islamnya sebab sudah "mengaji", sehingga tidak butuh lagi hadirnya photo2 (yang Anda anggap sama dengan hukum lukisan), tidak butuh lagi hadirnya video karena mengandung background musik, tidak lagi butuh nasihat ringan karena cenderung tanpa menyertakan dalil, tentu fanpage ini tidak tepat lagi bagi Anda.. maka cukup unlike dan tidak perlu repot mengomentari sinis setiap postingan yang ada.. Yang akhirnya komentar Anda akan kami delete karena hanya melemahkan semangat mereka yang baru belajar dan tidak sesuai dengan TOS fanpage W.I.B.

Kecuali bagi Anda para aktivis dakwah yang dengan kapasitas ilmunya, mau berendah hati ikut membimbing para pembelajar di fanpage ini dengan penuh ketulusan, kebijakan dan memahami bahwa diantara seribu manusia memiliki seribu kondisi berbeda yang terkadang membutuhkan seribu metode berbeda pula untuk mendakwahinya, maka dengan senang hati kami menyambut sentuhan dakwah Anda.

Perlu kami tulis beberapa penyebab kaku dan kerasnya para (ikhwan?) akhwat ketika menyampaikan Islam:

1. Baru mengaji, semangat tinggi - ilmu minim.
Hal ini menyebabkan semua yang berbeda dengannya, yang tidak sependapat dengannya adalah ahlul bidáh - penuh kesesatan - kelak tempatnya di neraka. Mudah dalam membidáhkan, mudah mengkafirkan, mudah menyesatkan.. meski satu dua kitab belum selesai ia baca, namun tingkah lakunya sudah seperti ulama papan atas.. padahal ulama papan atas sendiri tidak seperti dirinya dalam bersikap..

2. Mengaji hanya pada satu ustadz / kelompok / Organisasi Islam.
Menyebabkan jika ustadz yang mengisi kajian bukan dari kelompok/organisasinya.. maka untuk apa buang waktu menghadiri kajiannya, ustadz di luar kelompoknya dalam pandangannya akan penuh cela. Orang lain di luar kelompoknya bagaikan saingan bahkan musuhnya.. Padahal setiap insan bisa mengambil pelajaran dari siapapun, baik dari manusia sebagai makhluk sempurna maupun dari binatang yang tercela sekalipun.

3. Merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang lain.
Menyebabkannya sombong meski tidak dirasakannya, merasa dirinya paling mengikuti sunnah, yang lain jahil.. munculnya pribadi eksklusif, hanya mau bergaul, senyum dan salam kepada kelompoknya. Dakwahnya yang kaku cenderung ditolak oleh orang lain, bahkan keluarganya sendiri banyak yang menghindarinya.

4. Suka mendebat dan ingin menang sendiri
Kebiasaan yang lahir dari ilmu minim dan semangat tinggi.. baru tahu sebatas hukum, dalil pun hasil copy paste.. terasa tidak perlu mengetahui metode mengambil dalil (istidlal).. tidak perlu tahu siapa dan bagaimana kondisi objek dakwah yang diajaknya diskusi.. semuanya pukul rata dengan metodenya yang kaku tidak toleran / tanpa flexibel sedikitpun.. Padahal Allah menghendaki kemudahan, demikian yang dilakukan Rasulullah kpd sahabat2nya, padahal agama itu nasihat dan nasihat itu menghendaki kebaikan bukan karena ingin menunjukkan kehebatan berdalil dan menang dalam berdebat. Semoga mereka tahu betapa sedikitnya manfaat debat dan hanya membangkitkan permusuhan diantara orang-orang yang bersaudara.

5. Berlebihan mencintai kelompoknya
Biasanya juga berlebihan dalam mencintai ustadznya, maka terjadi figuritas dan ashabiyah, tanpa sadar ketika menyeru orang lain bukan mengajak kembali pada Islam namun justru mengajak masuk kelompoknya.. jika tidak mau maka akan mendapat julukan syahawat, ahlul bidáh, murtad, kafir.. padahal aqidahnya sama.. landasan hukumnya juga sama dari Al-Qurán dan Sunnah..

Ikhwan wa akhwat fillah, semoga kita terhindar dari kelima hal di atas, semoga menjadi pribadi muslim/ah yang indah akhlaknya, marilah kita berdoa semoga diberi kekuatan untuk istiqomah dengan Islam yang merupakan nikmat terbesar, Islam yang damai menjunjung persatuan.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Ya Allah, wahai zat yang membolak-balikkan hati.. teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu..

0 comments :

Posting Komentar